bagaimana jika energi listrik hingga saat ini belum ditemukan

Indonesiahingga saat ini belum ditemukan kasus Monkeypox atau cacar monyet ini, namun tak ada salahnya untuk waspada dan mengenali gejala penyakit ini. ada gejala khas yang bisa terlihat jika Berikutmerupakan alur sejarah batubara dari awal hingga saat ini: 315 SM : Bangsa Yunani menggunakan smithery dengan bahan bakar batubara sebagai sumber panasnya. Hal ini ditunjukkan dari literatur yang ditemukan pada literatur Yunani. 3 - 6 M : Asal mula kata "coal" pertama kali ditemukan pada literatur Cina ketika zaman 3 Kerajaan. Jikaditinjau dari "muatan listrik"nya, radiasi dapat dibagi menjadi radiasi pengion dan radiasi non-pengion.Radiasi pengion adalah radiasi yang apabila menumbuk atau menabrak sesuatu, akan muncul partikel bermuatan listrik yang disebut ion.Peristiwa terjadinya ion ini disebut ionisasi.Ion ini kemudian akan menimbulkan efek atau pengaruh pada bahan, termasuk benda hidup. Hasileksperimen itu juga yang menyebabkan nilai pemakaian daya per bulan hingga saat ini tidak pernah turun hingga sekarang. Namun, jika fungsi kipas untuk sirkulasi udara dimatikan, maka nilai pemakaian daya akan kembali pada kisaran angka 210 kwh (7 kwh per hari). Tidak ada energi listrik terbuang sia-sia yang harus kita bayar ke PLN. MenurutSurvei Geologi AS, dumber daya litium global yang teridentifikasi hingga saat ini mencapai 86 juta ton. Dari hasil identifikasi tersebut, bila identifikasi tambahan tidak ditemukan, litium akan habis pada 2100 untuk mencukupi kebutuhan sekitar 3 miliar mobil listrik. Angka 3 miliar mobil istrik itu cukup banyak. https://groups.google.com/g/nunutv/c/C-0yX1zK4AQ. Listrik merupakan sumber energi utama yang memiliki peran penting bagi kehidupan manusia dan sudah ditemukan sejak tahun 640-546 SM. Apalagi di era modern saat ini, listrik telah menjadi kebutuhan dasar manusia. Kita menggunakannya sebagai penerangan, penghantar panas, transportasi, kesehatan, dan lain sebagainya. Namun, pernahkah kamu membayangkan apa yang akan terjadi jika tidak ada listrik? Tentu, akan terjadi kekacauan pada kehidupan manusia. Kita tidak bisa menikmati perkembangan teknologi yang memudahkan kegiatan sehari-hari bahkan beberapa kegiatan yang berkaitan dengan listrik tidak akan ada. Namun, dibalik itu terdapat dampak positifnya juga, misalnya tingkat polusi lingkungan masih rendah dan sumber energi tidak dieksplorasi secara masal. Nah, untuk lebih lanjutnya apa saja, sih kegiatan kita yang akan terdampak jika tidak ada listrik? Dampak Negatif Jika Tidak Ada Listrik 1. Tidak ada alat elektronik Banyak sekali alat elektronik yang hanya bisa digunakan menggunakan listrik. Alhasil, kegiatan pun jauh lebih mudah dan efektif. Misalnya mendinginkan minuman atau makanan di kulkas, mandi dengan sumur pompa, berkomunikasi menggunakan smartphone, memasak dengan rice cooker, dan lain-lain. Namun saat tidak ada listrik, kita tidak bisa menggunakan alat elektronik. Bahkan bisa jadi tidak akan ada alat elektronik seperti yang sering digunakan saat ini. Kita akan memasak menggunakan tungku atau kompor, mandi dengan air di sumur timba, berkomunikasi dengan surat-menyurat, dan lain sebagainya. 2. Turunnya produktivitas kerja Saat ini, mayoritas pekerjaan dilakukan dengan bantuan listrik melalui alat elektronik. Misalnya pada perkantoran, restoran, dan studio musik. Meskipun tetap berjalan, pekerjaan akan dilakukan secara manual. Bisa dibayangkan betapa ribetnya, bukan? 3. Berkurangnya jenis pekerjaan Tanpa kita sadari, adanya listrik memberikan berbagai peluang jenis pekerjaan yang membutuhkan listrik seperti programmer, teknisi listrik, dan tukang servis. Saat tidak ada listrik, bisa jadi pekerjaan tersebut tidak akan ada. 4. Bidang kesehatan Pada bidang kesehatan, tenaga medis biasanya menggunakan alat elektromedik yang membutuhkan listrik. Alat elektromedik berupa electrocardiografi EKG yang berfungsi untuk menganalisa kelainan pada jantung, defibrillator untuk mengembalikan irama jantung agar normal, dan lampu operasi. Beberapa alat tersebut sangat dibutuhkan dalam upaya menyelamatkan pasien. Bisa dibayangkan jika tidak ada listrik, maka pertolongan kepada pasien akan terhambat. Efek domino lainnya, dapat menyebabkan angka harapan hidup masyarakat menurun. Di Venezuela tahun 2019 selama 5 hari mengalami listrik padam, saat itu diperkirakan ada 26 orang yang meninggal dunia dari berbagai rumah sakit akibat aliran listrik yang terputus. Diantaranya ada yang tidak mendapatkan perawatan semestinya, terlambat memberikan perawatan karena lift mati, dokter tidak bisa mengoperasi, dan lain sebagainya. 5. Penyebaran informasi menjadi lambat Informasi yang biasanya kita terima dari radio, TV, internet, koran, dan lain sebagainya akan diterima lebih lambat. Apalagi di daerah Indonesia yang geografisnya berupa wilayah kepulauan, bisa jadi informasi di Jawa akan diterima di Kalimantan setelah satu minggu. Beberapa media pun akan lumpuh, berita penting sulit untuk diterima. Lalu pemerintahan luput dari pengawasan masyarakat. Selain itu, dunia pendidikan tidak bisa berkembang karena terbatasnya akses informasi. 6. Terhambatnya laju transportasi Tidak akan ada alat transportasi dengan bahan bakar listrik. Selain itu, jalanan akan gelap karena minim penerangan. Meskipun listrik bisa diganti dengan energi lain, seperti genset, tetapi perubahannya tidak akan secepat listrik. 7. Terancamnya bidang logistik makanan Makanan bisa menjadi barang langka karena tidak ada listrik untuk menghidupkan kulkas atau freezer. Makanan dan bahan makanan akan mudah basi saat didistribusikan ke tempat yang jauh. Apabila ini terus terjadi, beberapa masyarakat akan mengalami kelaparan. Dampak Positif jika Tidak Ada Listrik 1. Lingkungan terjaga Lingkungan akan terjaga dari polusi udara karena pabrik yang beroperasi hanya sedikit. Selain itu, emisi yang dikeluarkan dari pembangkit listrik tidak bisa kita rasakan. Sumber daya alam pun tidak akan tereksplorasi secara masif. Sebuah studi memperoleh hasil bahwa produksi listrik memiliki kontribusi sebanyak 25% terhadap efek rumah kaca. Hal ini dapat mempengaruhi siklus iklim, bencana alam, atau yang lainnya. Jadi jika tidak ada listrik, alam akan lebih terjaga. 2. Langit malam akan dipenuhi kerlipan bintang Karena di bumi minim penerangan, bintang akan terlihat lebih bersinar di langit. Berbeda dari keadaan saat ini, dimana kita perlu pergi ke gunung atau pedesaan untuk melihat banyak bintang di langit. 3. Masyarakat lebih akrab satu sama lain Dibandingkan masyarakat saat ini, alih-alih menggunakan smartphone untuk berkomunikasi. Masyarakat yang hidup tanpa listrik akan menghabiskan waktunya dengan berbincang secara tatap muka. Saat berkumpul, lebih banyak waktu untuk berbincang dibandingkan main smartphone. Itulah beberapa hal yang terjadi jika tidak ada listrik, jika diberikan pilihan manakah yang akan kamu pilih, hidup dengan atau tanpa listrik? Pilihan manapun, keduanya memiliki dampak negatif dan positifnya masing-masing. 1 Saat ini, energi listrik telah menjadi kebutuhan. 2 Saat ini, energi listrik sulit terpisahkan dari segala aktivitas sehari-hari. Hasil penggabungan yang tepat dari kedua kalimat di atas adalah ... A Saat ini, energi listrik telah menjadi kebutuhan sehingga sulit terpisahkan dari aktivitas sehari-hari. B Pada saat energi listrik telah menjadi kebutuhan, maka sulit dipisahkan dari aktivitas sehari-hari. C Saat ini, energi listrik telah menjadi kebutuhan yang sulit dipisahkan dari aktivitas sehari-hari. D Energi listrik telah menjadi kebutuhan karena sulit dipisahkan dari aktivitas sehari-hari. E Energi listrik tidak terpisahkan dari aktivitas sehari-hari karena telah menjadi kebutuhan. JawabanC Saat ini, energi listrik menjadi kebutuhan yang sulit dipisahkan dari aktivitas jika Salahsejutapohon Jakarta - Pernah terbayang jika dalam kehidupan ini tidak ada energi listrik? Ya, pastinya tidak akan ada televisi, handphone, jaringan internet, hingga alat-alat elektronik yang mempermudah aktivitas keseharian merupakan sumber energi yang penyalurannya melalui kabel. Listrik memungkinkan terjadinya banyak fenomena sehari-hari yang bisa kita lihat ataupun fenomena fisika seperti petir, arus listrik, atau medan manfaat listrik saat ini dapat ditemui dan dirasakan di sekitar kita. Energi listrik pun bisa diubah menjadi energi panas, misalnya pada setrika listrik, kompor listrik, serta penanak nasi dan oven bagaimana sejarah penemuan listrik itu sendiri? Siapa saja yang berperan dalam penemuannya?Mengutip buku Teori Dasar Listrik dan Elektronika oleh Muhammad Naim, terdapat tiga versi sejarah penemuan Versi Sejarah Penemuan ListrikVersi Pertama-Zaman Mesir KunoPenemuan listrik oleh bangsa Mesir Kuno ditandai dengan temuan beberapa pot di Irak. Beberapa pot aneh tersebut di antaranya kedap air dan berisikan silinder tembaga dengan kondisi dilem ke dalam lubang dengan aspal. Dalam silinder tersebut, ada sebuah batang penggali yang menemukan pot tersebut pada 1936 menyakini bahwa bagian tersebut merupakan elemen galvanik atau semacam baterai primitif. Dalam rekonstruksinya, diyakini bahwa alat tersebut memungkinkan munculnya penemuan lainnya, beberapa ahli menemukan motif lampu Dendera. Lampu Dendera adalah relief di kuil Hathor, Mesir. Saat itu, para ahli mengklaim bahwa objek di relief itu menggambarkan bola lampu kuno, meskipun teks di sekelilingnya menyatakan bahwa itu merupakan relief Kedua-ThalesDi versi ini, sejarah penemuan listrik bemula dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Thales dari Yunani. Penelitian tersebut dilakukan terhadap sebuah batu alam yang ia temukan di pinggiran kota alam tersebut nampak bisa menarik benda yang terbuat dari besi. Sejak saat itulah, muncul istilah magnet atau magnetik yang dicetuskan oleh Thales. Selain itu, ia juga menguji batu-batu lainnya yag mirip dengan kaca atau warnanya keemasan layaknya batu Thales merumuskan jika sebuah batu ambar digosokkan ke kain wol, maka batu tersebut bisa menarik serpihan-serpihan ringan daun kering, jerami atau bulu. Hal tersebutlah yang kemudian dikenal sebagai perpindahan sendiri dalam bahasa Yunani berarti ambar, resin tumbuhan yang membatu. Elektron pun bisa diterjemahkan "dapat menarik benda-benda yang ringan".Versi Ketiga-FaradayIlmuwan listrik Michael Faraday dijuluki sebagai Bapak Listrik karena kontribusinya di bidang listrik dan dan magnestisme. Ia juga yang pertama kali menemukan arus listrik dari bidang magnetik, seperti dikutip dari Encyclopaedia Faraday berkembang pesat ketika ia diberikan kepercayaan sebagai asisten laboratorium untuk Sir Humphry Davy. Ilmuwan kimia tersebut sebelumnya juga memberi Faraday kesempatan untuk mengikuti kuliah kimia di Royal Institution of Great Britain, menghimpun banyak pengetahuan dan penemuan-penamuan sainsnya, Faraday pertama kali menemukan teori listriknya di tahun 1821. Ia mendapati, dua alatnya bisa membuat 'rotasi elektromagnetik'. Salah satu alatnya, homopolar motor, menyebabkan gerak memutar berkelanjutan yang dipengaruhi gaya magnetik sirkular di sekitar kawat yang tersambung ke pool merkuri, yang di dalamnya diletakkan tersebut rupanya dapat bergerak memutar di sekita magnet jika diberi arus listrik dari baterai kimia. Penemuan Faraday ini menjadi dasar teknologi elektromagnetik itu, Faraday pun berhasil menemukan motor listrik pertama dan dinamo. Penemuannya tersebut menjadi cikal bakal motor listrik yang saat ini sudah banyak kita jumpai. Simak Video "3 Perusahaan Eropa Mau Bikin Pabrik Baterai Mobil Listrik di RI" [GambasVideo 20detik] twu/twu Jakarta Listrik menjadi salah satu energi esensial yang dibutuhkan semua orang di seluruh dunia. Tapi, tahukah Sobat Medcom dulu listrik ditemukan secara tidak sengaja? Bagaimana bisa terjadi? Simak artikelnya dikutip dari laman Sejarah listrik Listrik sudah ditemukan sekitar tahun 600 Sebelum Masehi. Seorang cendekiawan asal Yunani bernama Thales tanpa sengaja menemukan energi listrik. Mulanya, ia mengetahui listrik dari kejadian yang ia amati di sekitarnya. Thales melihat batu amber yang digosokkan ke kain wol bisa menarik benda ringan di dekatnya. Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini? Jenis energi listrik yang ditemukan oleh Thales saat itu merupakan bentuk listrik statis. Sayangnya, saat itu Thales belum menemukan hal itu bisa terjadi dan apa nama dari fenomena yang diamati. Namun hal ini menandai penelitian penemu tentang bentuk energi listrik. Istilah listrik digunakan dan penelitian dimulai Thales bukan satu-satunya orang yang tertarik dengan fenomena listrik yang ditemukan di alam. Dalam beberapa penelitian arkeolog tentang sejarah listrik menunjukkan adanya bentuk-bentuk pemanfaatan energi listrik oleh orang-orang sebelum mereka. Kemudian, pada 1600, seorang peneliti asal Inggris bernama William Gilbert menggunakan kata Latin "electricus" untuk menggambarkan bentuk energi yang ditemukan oleh Thales. Beberapa tahun kemudian ilmuwan Inggris lainnya, Thomas Browne, menulis beberapa buku dan dia menggunakan kata “electricity” yang berarti "listrik" untuk menggambarkan hasil penelitiannya yang dikembangkan dari penemuan William Gilbert. Sejarah listrik dari penemuan peneliti Jerman dan fisikawan Prancis Penelitian tentang listrik kembali berlanjut dengan temuan Otto von Guericke, seorang ilmuwan asal Jerman pada 1663. Guericke mengukir sejarah listrik dengan melakukan eksperimen bola sulfur yang diputar pada batang kayu yang menjadi asal mula penemuan generator listrik. Penelitian Guericke ini dilanjutkan oleh seorang fisikawan Prancis Charles François du Fay yang membedah fenomena energi listrik hingga menemukan definisi muatan listrik yang terdiri dari muatan resinous atau negatif - dan vitreous atau positif +. Sejarah listrik terkait penemuan nama besar Benjamin Franklin Pada 1752, Benjamin Franklin yang telah menghasilkan banyak penemuan dan berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan melakukan eksperimen yang berhasil menghasilkan lompatan pada ilmu pengetahuan tentang listrik. Semula ilmuwan baru bisa mengungkap tentang adanya listrik statis, namun Benjamin Franklin membuktikan listrik juga bisa bersifat dinamis dengan adanya aliran terus menerus antara proton dan neutron. Benjamin Franklin melakukan penelitian menggunakan layang-layang yang diterbangkan saat terjadi hujan dan petir. Ia juga menggunakan kunci dan Leyden jar sebagai tempat penyimpanan aliran listrik yang ditangkap dari petir oleh layang-layang tersebut. Setelah penelitian Benjamin Franklin, penelitian mengenai listrik berkembang dengan pesat. Fisikawan Italia Alessandro Volta menemukan reaksi kimia tertentu dapat menghasilkan listrik, dan pada 1800, ia membangun voltaic pile yang diketahui sebagai awal mula baterai listrik yang menghasilkan arus listrik yang stabil. Tak hanya itu, Volta juga menciptakan transmisi listrik pertama dengan menghubungkan konektor bermuatan positif dan negatif dan menggerakkan muatan listrik atau yang disebut tegangan, melaluinya. Hal ini juga yang membuat namanya diabadikan dalam satuan turunan di dalam Standar Internasional SI untuk mengukur perbedaan tegangan listrik yaitu Volt. Listrik mulai dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan manusia Listrik akhirnya mulai dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan manusia setelah pada 1831. Michael Faraday jadi sosok yang berhasil menciptakan dinamo listrik yang sukses menyediakan arus listrik secara berkelanjutan dan praktis untuk digunakan di kehidupan sehari-hari. Dinamo penemuan Faraday dibuat menggunakan magnet yang digerakkan di dalam gulungan kawat tembaga sehingga bisa menciptakan arus listrik kecil yang mengalir melalui kawat. Hal ini membuat Michael Faraday mendapat julukan "father of electricity" atau "bapak listrik". Penemuan Faraday ini mengantar Thomas Alva Edison dari Amerika dan ilmuwan Inggris Joseph Swan yang masing-masing menemukan bola lampu pijar filamen di negara masing-masing sekitar 1878. Walau sebelumnya hal ini telah ditemukan oleh orang lain, namun bola lampu pijar dianggap lebih praktis karena bentuknya yang ringan dan bisa digunakan selama berjam-jam. Sejak itu listrik mulai banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan menjadi energi yang esensial atau penting. Sampai saat ini penelitian mengenai pemanfaatan energi listrik masih berlanjut oleh peneliti-peneliti di seluruh dunia.

bagaimana jika energi listrik hingga saat ini belum ditemukan